Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) tengah mempertimbangkan banding Malaysia untuk tidak menggelar pertandingan kualifikasi Piala Asia melawan Korea Utara di Pyongyang pada Juni 2017.
Hubungan diplomatik kedua negara memanas setelah pembunuhan Kim Jong Nam, saudara tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, di Bandara Internasional Kuala Lumpur, Februari lalu.
Setelah ketegangan meningkat akibat pembunuhan Kim Jong Nam, tim nasional Malaysia dilarang pergi ke Korea Utara, sehingga mencegah mereka memainkan pertandingan yang awalnya dijadwalkan 28 Maret itu.
AFC mengungkapkan bahwa pertandingan Grup B yang ditunda itu akan dimainkan 8 Juni nanti menyusul konfirmasi dari Asosiasi Sepak Bola Malaysia bahwa tidak ada larangan dari pemerintah Malaysia untuk pergi ke Korea Utara.
"Saya bisa pastikan bahwa kami telah menerima banding (dari Malaysia) dan kami tengah mempertimbangkannya," kata juru bicara AFC sebagaimana dikutip dari Antara, Kamis (11/5/2017).
Selasa (9/5/2017), Menteri Pemuda dan Olah Raga Malaysia Khairy Jamaluddin mengungkapkan kekhawatiran lain perihal keselamatan tim nasional sepak bolanya di Pyongyang nanti.
"Ketegangan antara Malaysia dan Korea Utara mungkin sudah berakhir tetapi negara itu (Korea Utara) sedang menghadapi berbagai masalah yang melibatkan dunia luar," kata dia kepada wartawan.
Kekhawatiran juga disuarakan oleh Presiden Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM), Tunku Ismail Sultan Ibrahim. Dia khawatir pasukannya diracun saat berlaga di Korea Utara nanti.
"Sejujurnya, saya ingin pertandingan dimainkan di tempat yang netral demi keamanan para pemain," kata Tunku Ismail.
"Saya juga sangat prihatin dengan jaminan keamanan mengenai akomodasi dan makanan. Menurut informasi yang saya terima, kami perlu membawa makanan sendiri karena kemungkinan sabotase," tuturnya menambahkan.
Malaysia dan Korea Utara tergabung di Grup B, satu grup dengan Lebanon dan Hong Kong. Hanya dua tim teratas tiap grup yang lolos ke putaran final Piala Asia 2019 di Uni Emirat Arab.