Biaya pendidikan di institusi swasta terkadang bikin orang tua yang mesti menyekolahkan anaknya harus memutar otak memikirkan dananya. Sekolah negeri yang biayanya saat ini gratis, atau universitas negeri yang biaya kuliahnya relatif lebih murah, akhirnya dianggap jadi pilihan terbaik.
Memang, biaya yang relatif murah jadi alasan utama orangtua menyekolahkan anaknya di institusi pendidikan milik pemerintah. Apalagi untuk pendidikan wajib 9 tahun, pemerintah menggratiskan seluruh biaya termasuk biaya masuk sekolah, biaya SPP dan pungutan-pungutan lainnya. Singkat kata, jika anak masuk sekolah atau universitas negeri, beban orangtua jadi lebih berkurang.
Sayangnya, daya tampung sekolah dan universitas negeri juga terbatas. Alhasil, ada orangtua yang harus rela menyekolahkan anaknya di sekolah atau universitas negeri.
Konsekuensinya, biaya pendidikan jadi lebih mahal. Bila dana pendidikan sudah siap tentu bukan soal. Tapi, bagaimana solusinya jika dana pendidikan kurang? Jangan khawatir, berikut solusi yang bisa mengatasi masalah kurangnya dana pendidikan.
Setelah mulai sekolah, cari beasiswa komunitas
Beasiswa pendidikan tidak hanya tersedia di sekolah atau universitas negeri. Di institusi pendidikan swasta juga tersedia beasiswa. Bahkan saat ini penyedia beasiswa di luar sekolah juga banyak tersedia, dari perusahaan hingga lembaga non profit.
Contohnya, untuk umat muslim terdapat lembaga beasiswa Badan Amil Zakat. Sementara, umat Katolik juga memiliki dana yang dihimpun gereja untuk membantu biaya pendidikan umat yang tak mampu. Nilai beasiswanya beragam, tergantung tingkatan pendidikan. Ada beasiswa untuk siswa sekolah, beasiswa S-1 atau sarjana, beasiswa S-2 atau pasca sarjana, hingga beasiswa S-3 atau doktor.
Cari sekolah swasta yang terjangkau
Tidak semua institusi pendidikan yang dikelola swasta itu mahal. Bahkan, untuk pendidikan tinggi seperti universitas, banyak kampus negeri yang mematok biaya kuliah lebih tinggi dibandingkan universitas swasta. Untuk itu, lakukan perbandingan harga di sejumlah sekolah swasta yang jadi favorit. Pilih yang paling cocok dengan kantong dan keinginan. Dengan begitu, kita akan tahu beda biaya kampus negeri dan kampus swasta.
Jual aset
Bila dana pendidikan yang dikumpulkan kurang namun anak sudah harus masuk sekolah, solusi yang bisa dilakukan adalah menjual aset. Yang dimaksud aset bisa tanah, kendaraan bahkan perhiasan dan surat berharga. Ingat, pendidikan anak jauh lebih penting dari aset. Jika aset bisa dicari dan dikumpulkan di kemudian hari, pendidikan anak adalah investasi yang harus segera direalisasikan.
Ajukan pinjaman bank
Sebenarnya meminjam uang untuk kepentingan pendidikan anak dapat dikategorikan sebagai pinjaman cerdas. Alasannya, pendidikan adalah investasi yang bisa memberi imbal hasil jauh lebih besar di kemudian hari. Tengok saja di luar negeri, remaja yang ingin melanjutkan sekolah bahkan bisa mengajukan pinjaman pendidikan (student debt) yang bisa diangsur ketika kelak mereka bekerja dan memiliki penghasilan.
Ada banyak jenis pinjaman yang bisa diperoleh di antaranya Kredit Tanpa Agunan (KTA), pinjaman dengan agunan, dan jenis lainnya. Asyiknya lagi, pinjaman tersebut kini dapat dibandingkan dan diakses secara online melalui portal toko finansial
Memang, biaya yang relatif murah jadi alasan utama orangtua menyekolahkan anaknya di institusi pendidikan milik pemerintah. Apalagi untuk pendidikan wajib 9 tahun, pemerintah menggratiskan seluruh biaya termasuk biaya masuk sekolah, biaya SPP dan pungutan-pungutan lainnya. Singkat kata, jika anak masuk sekolah atau universitas negeri, beban orangtua jadi lebih berkurang.
Sayangnya, daya tampung sekolah dan universitas negeri juga terbatas. Alhasil, ada orangtua yang harus rela menyekolahkan anaknya di sekolah atau universitas negeri.
Anak Ingin Masuk Sekolah atau Kuliah di Swasta Tapi Biaya Kurang, Coba Solusi Berikut |
Setelah mulai sekolah, cari beasiswa komunitas
Beasiswa pendidikan tidak hanya tersedia di sekolah atau universitas negeri. Di institusi pendidikan swasta juga tersedia beasiswa. Bahkan saat ini penyedia beasiswa di luar sekolah juga banyak tersedia, dari perusahaan hingga lembaga non profit.
Contohnya, untuk umat muslim terdapat lembaga beasiswa Badan Amil Zakat. Sementara, umat Katolik juga memiliki dana yang dihimpun gereja untuk membantu biaya pendidikan umat yang tak mampu. Nilai beasiswanya beragam, tergantung tingkatan pendidikan. Ada beasiswa untuk siswa sekolah, beasiswa S-1 atau sarjana, beasiswa S-2 atau pasca sarjana, hingga beasiswa S-3 atau doktor.
Cari sekolah swasta yang terjangkau
Tidak semua institusi pendidikan yang dikelola swasta itu mahal. Bahkan, untuk pendidikan tinggi seperti universitas, banyak kampus negeri yang mematok biaya kuliah lebih tinggi dibandingkan universitas swasta. Untuk itu, lakukan perbandingan harga di sejumlah sekolah swasta yang jadi favorit. Pilih yang paling cocok dengan kantong dan keinginan. Dengan begitu, kita akan tahu beda biaya kampus negeri dan kampus swasta.
Jual aset
Bila dana pendidikan yang dikumpulkan kurang namun anak sudah harus masuk sekolah, solusi yang bisa dilakukan adalah menjual aset. Yang dimaksud aset bisa tanah, kendaraan bahkan perhiasan dan surat berharga. Ingat, pendidikan anak jauh lebih penting dari aset. Jika aset bisa dicari dan dikumpulkan di kemudian hari, pendidikan anak adalah investasi yang harus segera direalisasikan.
Ajukan pinjaman bank
Sebenarnya meminjam uang untuk kepentingan pendidikan anak dapat dikategorikan sebagai pinjaman cerdas. Alasannya, pendidikan adalah investasi yang bisa memberi imbal hasil jauh lebih besar di kemudian hari. Tengok saja di luar negeri, remaja yang ingin melanjutkan sekolah bahkan bisa mengajukan pinjaman pendidikan (student debt) yang bisa diangsur ketika kelak mereka bekerja dan memiliki penghasilan.
Ada banyak jenis pinjaman yang bisa diperoleh di antaranya Kredit Tanpa Agunan (KTA), pinjaman dengan agunan, dan jenis lainnya. Asyiknya lagi, pinjaman tersebut kini dapat dibandingkan dan diakses secara online melalui portal toko finansial